Langsung ke konten utama

Attitude

Banyak dari kita beranggapan sopan santun itu mengurangi rasa kebebasan bergaul.
Padahal mengertilah, Sopan santun itu akan membuat kita dihargai orang lain.
Sopan santun itu bukan warisan semata dari nenek moyang, lebih dari itu, dia sudah menjadi ciri kepribadian bangsa kita.
Namun kalau melihat budaya antre kita sekarang yang belum tertib, budaya kita berkendaraan di jalan raya yang masih semrawut, sikap kepada orang yang sudah tua kurang hormat, tampaknya kita sudah bukan lagi bangsa yang dahulu terkenal akan keramahan,dan sopan santunnya sebagai negara timur.
Kita perlu malu dengan Jepang atau Korea yang hingga kini masih memegang teguh tradisi sopan santun.
Kita hanya meniru mereka dari sisi fashion, tetapi dari sisi menjaga tradisi kita tak kita mencontohnya.
Ironis !!
Sekarang Kita harus fair mengakui nilai kesopanan kita semakin luntur. Sebagian besar kita sudah tidak lagi dipusingkan dengan perkara sopan santun dalam bertindak. Asalkan itu gaul, trendy, menyenangkan,langsung saja dilakukan tanpa pertimbangan.
Budaya Barat masuk dan diterima mentah-mentah itulah yang menyebabkan lunturnya nilai kesopanan dalam diri kita sekarang ini.
Contoh pergaulan bebas ala Barat,tidak cocok sekali sama kita.
Kalau cuma gandengan tangan sama pacar di depan orang tu mungkin masih wajar aja.
Tapiiii,kalau lebih dari itu..layaknya kisah-kisah di film-film Hollywood.??
Pikirkan lagi deh,Kasihan kan kalau lihat orang tua kita akan terluka hatinya atas tingkah laku anaknya.
Diri sendiri, keluarga, lingkungan tempat nongkrong, juga lingkungan sekolah sangat berperan membentuk pribadi dan pandangan terhadap sopan santun.
Pelajaran budi pekerti hanya sebatas teori tanpa aplikasi, ujung–ujungnya kita pun itu hanya memandangnya sebagai formalitas belaka.
Perpaduan antara pengaruh budaya Barat dan pendidikan di Indonesia yang mengenaskan itu membuat budaya kita kekurangan ciri khas, jati diri kita, yaitu kesopanan.
Realita yang muncul seperti murid tidak menghormati guru, anak tak menghargai orang tua nya, ketika bertindak kita tak berpikir akibatnya bagi orang lain dan sebagainya.
Belum terlambat bagi kita yang sudah terjerat masalah itu untuk kembali mewujudkan sopan- santun sebagai budaya kita.
Melihat kesuksesan Jepang dan Korea yang unggul di Asia dengan kemajuan ekonomi dan tekhnologinya tanpa melupakan nilai-nilai tradisi mereka,.
Masa mau kalah ya kan...?
Ayo kembalikan Jati Diri Kita sebagai Bangsa yang menjunjung nilai-nilai kesopanan dalam kehidupan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Arti Logo Java

Logo Java tersebut adalah sebuah gambar pada sebuah piring cangkir dengan uap di atas. Salah satu hal yang menarik dari desain adalah bahwa gambar terdiri dari garis melengkung sederhana (8 baris di total, 6 baris untuk cangkir dan piring dan 2 untuk uap). Tentang warna, itu terdiri dari 2 warna utama (merah dan biru) yang adalah 2 warna utama dalam desain. Dengan menggunakan dua warna ini, dapat ditempatkan bagus di backgroud warna berbeda tetapi masih tetap kontras yang bagus …

Konversi Bilangan Java Menggunakan Scanner

Di sini saya akan memberikan tutorial tentang pembuatan program Konversi Bilangan Java dengan tampilan Scanner. Awalnya, ketikkan coding di bawah ini ya . . . package Praktek1; /** * * @author iphy */ import java.util.Scanner; public class KonversiBilanganScanner { static String name; //object static String jenis_kelamin; //object static String jk; //object static int bilDes; // variable // fungsi/method rekursi public static void Biner(int n) { if(n>1) { Biner(n/2); } System.out.print(n%2); } public static void Oktal(int n) { char[] daftarOktal={'0','1','2','3','4','5','6','7'}; int sisaBagi = n % 8; if(n>0) { Oktal((n - sisaBagi)/8); System.out.print(daftarOktal[n%8]); } } public static void Hexa(int n) { char[] daftarHexa={'0','1','2','3','4','5','6','7','8','9','A','B','C','